1. Kebiasaan membawa air zam-zam dari Makkah ke Madinah sepertinya harus dihilangkan karena di Madinah tersedia air zam-zam yang berlimpah dan tersedia di dekat pilar-pilar masjid Nabawi, jadi kita tidak perlu repot untuk membawa air zam-zam jika akan pergi ke Madinah
2. Penduduk Madinah menjuluki Masjid Nabawi sebagai Al-Haram, sebagaimana penduduk Mekkah memiliki Masjidil Haram. Jadi g usah bingung dengan petunjuk jalan yang bertuliskan Al-Haram di Kota Madinah, karena maksudnya adalah Masjid Nabawi.
3. Suhu udara di kompleks Masjidil Haram sangat bervariasi. Bagian basement hangat sepanjang hari, demikian pula lantainya. Bagian paling atas yang beratapkan langit sangat dingin pada waktu shubuh. Bagian tengah atau lantai 1 dan 2 juga dingin karena AC dan kipas yang bertiup hampir dari semua arah untuk mendinginkan orang yang berthawaf.
4. Di Masjidil Haram, untuk mendapatkan tempat duduk menjelang shalat fardhu agak sulit. Bagian bawah, di mana Ka’bah terlihat langsung, didominasi oleh orang Afrika. Mereka tidak segan untuk menyelip di antara dua orang yang duduk bersila, lalu duduk di sana hingga shalat dimulai. Bagian atas, didominasi oleh orang Asia, persaingan tidak seketat di bagian bawah. Adzan Shubuh dilakukan dua kali dengan selang waktu 1 jam antara adzan pertama dan kedua. Jadi tempat mana yang mau kita pilih..
5. Agar tidak terpapar langsung angin dari kipas angin di lantai 2 Masjidil Haram, carilah lampu gantung, dan duduk di bawahnya. Gunakan jaket sebagai sajadah, agar barang yang kita bawa saat akan beribadah tidak berat.
6. Agar sandal tidak hilang, bawalah tas lipat khusus untuk menyimpan sandal. Bagi wanita, sandal yang terbungkus tas tersebut dapat melindungi bagian dada saat melakukan thawaf. Menggunakan kaos kaki bagi lelaki saat thawaf (ketika tidak sedang berpakaian ihram) akan membantu menghindari kaki pecah-pecah. Bagi suami isteri, sebaiknya suami berada di belakang isteri untuk menahan dorongan dari belakang dan samping kiri-kanan, sedangkan isteri berusaha melindungi dirinya sendiri dari depan.
7. Jagalah wudhu, dan jadwalkan buang air kecil. Jarak toilet yang jauh dari masjid dapat memakan waktu 15 hingga 30 menit. Hindari ke toilet di antara shalat Magrib dan Isya, karena jalan dan pelataran akan penuh dengan orang yang tidak mau kehilangan tempat shalatnya. Semua toilet ada di basement. Bila penuh, cari toilet lain satu lantai di bawahnya.
8. Bau Badan siapa takut... Kelembaban udara di Saudi membuat Anda akan terhindar dari bau badan walaupun sering berkeringat saat thawaf dan sa’i.
9. Hindari desak-desakan terutama di eskalator kompleks Masjidil Haram. Belajarlah untuk bersabar saat mengantri untuk shalat di Raudhah Masjid Nabawi, sebagaimana antrian thawaf di Masjidil Haram. Ingat y..tujuan kita haji atau umroh adalah untuk ibadah sekalian berlatih sabar agar pahala bertambah banyak.
10. Warna putih di Saudi adalah warna untuk pakaian lelaki. Warna hitam adalah warna untuk pakaian perempuan, dan imam besar Masjidil Haram. Mukena putih yang hanya digunakan oleh jamaah wanita Asia Tenggara justru menjadi anomali bagi aturan tidak tertulis tersebut. Mukena jamaah wanita Afrika malah berwarna-warni, hijau, biru, kuning, dsb. Mau pilih warna apa aja boleh, yang penting ibadahnya khusyuk.
Sumber: Bina Muslim